Samarinda, infosatu.co – Irianto Lambrie terpilih kembali menjadi Ketua Umum (Ketum) Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT) periode 2022-2027 secara aklamasi.

Irianto mengatakan bahwa ia akan membentuk kepengurusan baru dengan tema Banjar Rakyat, Banjar Bersatu dan Banjar Kuat. Menurutnya, orang Banjar memiliki komitmen kuat untuk memberikan kontribusi terbaik buat negara.
“Kita ingin warga Banjar memberikan peran, kontribusi dan manfaat yang besar di Kaltim. Tentu saja 5 tahun ke depan ini menjadi tantangan besar, saya ingin semuanya bekerja sama, tetap solid dan melaksanakan program positif untuk Kaltim,” ungkapnya usai mengikuti Musyawarah Daerah (Musda) V KBBKT-KU di Ballroom Hotel Mercure, Sabtu (4/9/2021).
Irianto juga berkomitmen membangun hubungan yang baik sesama saudara dari etnis lain dengan tujuan menjaga kedamaian dan keamanan Kaltim.
“Kita bersyukur hidup di Kaltim dengan berbagai macam etnis. Tadi gubernur juga memberikan nasihat dan arahan agar terus menjaga kekompakan serta solidaritas untuk bersama membangun Kaltim,” jelasnya.
Kaltim ini kata Irianto, adalah provinsi yang setia pada Republik Indonesia (RI). Salah satu provinsi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan negara. Kaltim juga merupakan provinsi termakmur kedua setelah DKI Jakarta.
“Mari kita jaga meskipun masih ada penduduk miskin, itu menjadi tugas kita mengurangi tingkat kemiskinan bersama-sama. Kita hidup untuk menciptakan keadilan dan mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat,” terangnya.
Selain itu, Irianto juga berupaya agar masyarakat Banjar dapat meningkatkan kualitas SDM untuk membangun daya saing, terlebih terpilihnya IKN baru di Kaltim.
“Tidak ada pilihan, nanti yang mau sekolah kita upayakan dapat beasiswa. Semuanya harus meningkatkan kualitas dirinya dan mau belajar, itu harapan kita ke depan,” ucapnya.
Usai Kerukunan Bubuhan Banjar Kaltim-Kaltara (KBBKT-KU) berpisah, Herwansyah dipercaya dan diberi mandat sebagai Ketua Harian Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Utara (KBBKU).
Dalam kesempatan itu, Herwansyah menjelaskan awal mula Kaltara bergabung dengan Kaltim, karena saat itu Kaltara baru tiga tahun berdiri sendiri.
“Belum otonomi khusus (otsus). Nah kalau sekarang ini kan otonomi khusus, sudah delapan tahun pemekaran Kaltara. Jadi sudah bisa membentuk sendiri,” ujarnya.
Herwansyah menyadari bahwa Kaltara banyak belajar dengan Kaltim tentang kepengurusan organisasi Kerukunan Bubuhan Banjar.
“Sebenarnya tidak ada istilah terbelah namun sudah saatnya Kaltara berdiri dan menjalankan organisasinya sendiri. Berpisah kepengurusan organisasinya saja dan kita tetap kuat menjunjung tinggi solidaritas,” tegasnya. (editor: irfan)