infosatu.co
NASIONAL

Puncak Kemarau Tetap Terjadi Hujan di Cilacap, Ini Kata BMKG

Kepala Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo. (foto: ist)

Cilacap, infosatu.co – Saat ini hujan masih sering turun di Cilacap, padahal secara klimatologis wilayah Cilacap dan sekitarnya harusnya diperkirakan sudah memasuki puncak musim kemarau. Namun kenyataannya di awal bulan Agustus ini hujan masih tetap turun.

Tercatat pada 1 dan 2 Agustus 2021 kemarin, curang hujan 9 mm dan 15 mm.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap menjelaskan fenomena hujan yang masih terjadi pada awal Agustus seperti disampaikan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Rabu (4/8/2021).

Menurutnya, dari pantauan BMKG, hujan di sekitar Cilacap masih turun dengan intensitas ringan hingga sedang, hujan juga tidak hanya turun di Cilacap tetapi di kabupaten lain di Jawa Tengah dan DIY dan hampir merata.

Sementara itu, turunnya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Cilacap dan sekitarnya disebabkan lima hal.

“Adanya Dipole Mode Indeks (DMI) yang bernilai negatif 0,76, salah satu hal pertama yang menjadikan hujan masih turun,” ucap Teguh.

“Dipole sendiri adalah fenomena interaksi laut – atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan selisih nilai suhu permukaan laut antara Pantai Timur Afrika dengan Pantai Barat Sumatera,” terangnya.

Jika DMI positif, lanjut Teguh, umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan dan sebaliknya jika DMI negatif akan meningkatnya curah hujan. DMI dianggap normal ketika nilainya 0,4.

Dengan nilai DMI negatif 0,76 berakibat adanya aliran udara lembab dari Samudera Hindia, sehingga suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke Indonesia bagian barat signifikan.

“Faktor kedua, adanya anomali suhu permukaan air laut 1derajat celcius hingga 3 derajat celcius di Samudera Hindia selatan Jawa khususnya, hal tersebut juga berkontribusi meningkatkan penguapan dan potensi hujan di wilayah Cilacap hingga Jawa Tengah dan sekitarnya,” urainya.

Selanjutnya faktor ketiga yaitu adanya gelombang Rossby Ekuatorial yang terpantau aktif di Aceh, Jawa, Papua bagian selatan.

Faktor keempat, adanya tekanan rendah atau tipe low yang saat ini juga aktif dari Lampung, Pesisir Utara Jawa, serta Kalimantan bagian selatan.

Sedangkan dari faktor lokal sendiri terdapat kelembapan yang cukup tinggi sehingga menjadi faktor pendukung terhadap potensi pembentukan awan hujan, hal ini juga menjadi faktor kelima.

“Diperkirakan, hingga dua hari ke depan dengan mempertimbangkan hal tersebut wilayah Cilacap dan sekitarnya masih berpotensi terjadi hujan,” pungkasnya. (editor: irfan)

Related posts

Polres Pasuruan Konferensi Pers Ungkap Jaringan Kampung Narkoba dan TPPU Rp3 Miliar

Zainal Abidin

Prof DR Haidar Nasir: Unisma 45 Bekasi Dialihkelola Menjadi Universitas Muhammadiyah Indonesia

Nur Alim

Kapolres Probolinggo Pastikan Penanganan Maksimal Laka Bus di Jalur Bromo

Zainal Abidin

Leave a Comment

You cannot copy content of this page