infosatu.co
Samarinda

Unmul Tegaskan Komitmen Anti-Kecurangan di Semua Jalur Seleksi

Teks: Rektor Universitas Mulawarman (Unmul), Abdunnur.

Samarinda, infosatu.co – Rektor Universitas Mulawarman (Unmul), Abdunnur, memberikan pernyataan resmi terkait insiden kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang terjadi pada Jumat, 25 April 2025.

Ia menegaskan bahwa Unmul berkomitmen memperketat pengawasan di seluruh tahapan ujian, menyusul ditemukannya peserta yang membawa perangkat elektronik ke ruang ujian di pusat UTBK Unmul Samarinda.

Insiden bermula ketika seorang peserta dari SMAN 1 Tana Toraja berinisial RBF diketahui membawa handphone dan powerbank yang dibungkus dengan tisu serta plastik, lalu disembunyikan di dalam seragam pada bagian dada saat sesi ujian berlangsung.

Gerak-gerik mencurigakan peserta tersebut menarik perhatian petugas UTBK, yang kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Kecurangan itu, kami temukan saat peserta UTBK membawa alat di dalam seragamnya. Setelah diperiksa, ternyata alat tersebut terhubung dengan sistem IT yang bisa memberikan jawaban langsung,” jelas Abdunnur ketika ditemui seusai acara silaturahmi alumni Program Dokter Manajemen Pendidikan FKIP Unmul di Hotel Grand Sawit Samarinda, Sabtu, 26 April 2025.

Mengacu pada prosedur yang berlaku, petugas segera menyusun berita acara atas temuan tersebut dan melaporkannya kepada koordinator UTBK.

Unmul pun langsung mengadakan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat pengawasan ujian di masa mendatang.

“Kami sangat serius dalam menjaga integritas seleksi mahasiswa baru. Tidak hanya UTBK nasional, tapi juga semua jalur, termasuk prestasi dan mandiri, harus bebas dari kecurangan,” tegas Abdunnur.

Untuk mendukung pengawasan yang lebih efektif, Unmul juga memanfaatkan teknologi dalam mendeteksi potensi kecurangan.

Salah satunya melalui pemantauan terhadap pola jawaban peserta untuk menemukan indikasi anomali yang tidak mudah terdeteksi secara manual.

“Kami memiliki metode pendeteksian anomali data peserta. Jadi, jika ada perilaku atau pola jawaban yang mencurigakan, sistem bisa langsung memberi sinyal untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.

Selain itu, Abdunnur menekankan pentingnya meningkatkan kualitas monitoring selama ujian berlangsung.

Menurutnya, pengawasan tidak boleh sekadar formalitas, melainkan harus memastikan ujian benar-benar bebas dari praktik tidak jujur.

“Monitoring dan evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, tidak boleh hanya formalitas. Kami juga memberikan perhatian khusus terhadap pengawasan di ruang-ruang ujian agar tidak ada celah untuk praktik tidak jujur,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa menjaga integritas seleksi mahasiswa baru bukan hanya soal menjaga standar akademik, tetapi juga bagian dari membentuk karakter calon mahasiswa.

“Pendidikan bukan hanya soal nilai, tetapi juga pembentukan karakter. Kalau dari awal sudah mencurangi sistem, lalu bagaimana ke depannya mereka akan menjadi manusia yang bertanggung jawab?” katanya.

Abdunnur berharap kejadian ini menjadi momen refleksi bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, untuk memperkuat sistem seleksi mahasiswa.

“Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat. Ke depan, diharapkan untuk terus memperkuat sistem penerimaan mahasiswa agar lebih transparan dan adil,” tutupnya.

Saat ini, proses evaluasi internal atas kasus tersebut masih berjalan di lingkungan Unmul.

Seluruh tindak lanjut dan sanksi akan diproses sesuai dengan ketentuan resmi dalam pedoman UTBK nasional.

Related posts

Penembakan THM, Keluarga Dedy Bantah Kaitan Kasus 2021, Minta Pulihkan Nama Baik

Adi Rizki Ramadhan

Keraton Kainmas Siapkan 5 Hewan Kurban Ke Masyarakat Buton di Perbatasan

Emmy Haryanti

KSE Unmul dan IYD Kaltim Berkolaborasi Dorong Literasi Keuangan Anak Muda

Rosiana

Leave a Comment

You cannot copy content of this page