Samarinda, infosatu.co –Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menyatakan kesiapan daerahnya untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, jika Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai belum siap menyelenggarakan ajang nasional tersebut.
Menurut Rudy Mas’ud, pernyataan ini bukan tanpa dasar.
Ia menilai infrastruktur olahraga yang dimiliki Kaltim, khususnya di GOR Kadrie Oening, sudah sangat layak.
Fasilitas yang tersedia dinilai cukup representatif untuk mendukung penyelenggaraan event skala nasional.
“Kalau NTT dan NTB tidak siap, Kalimantan Timur siap untuk melaksanakan PON,”ungkap Rudy Mas’ud, saat penanaman pohon buah di kawasan Gedung Olahraga (GOR) Kadrie Oening, pada Minggu, 20 April 2025.
Selain kesiapan menjadi tuan rumah, Rudy Mas’ud, juga menetapkan target ambisius bagi kontingen Kaltim dalam PON mendatang.
Ia ingin Kaltim menembus posisi tiga besar nasional, dan menyebut bahwa posisi tersebut adalah batas minimal.
“Tiga besar itu last option. Wajib kita juara nasional,”katanya, dengan penuh semangat.
Untuk mendukung target prestasi tersebut, Gubernur Kaltim, menekankan pentingnya pembinaan atlet usia dini.
Ia mendorong pengurus cabang olahraga, agar segera mencari serta membina bibit-bibit unggul untuk mempersiapkan PON mendatang.
Tak hanya itu, ia juga mengusulkan agar pelatih dari luar negeri dilibatkan dalam proses pembinaan atlet lokal.
“Kita punya waktu tiga tahun, dan saya minta pelatih-pelatih hebat, bahkan dari luar negeri, didatangkan,” pesan Rudy Mas’ud yang juga Ketua Partai Golkar, Kaltim.
Keyakinannya semakin kuat setelah meninjau langsung fasilitas di GOR Kadrie Oening.
Meski sempat mengalami cedera kaki, Rudy tetap menyempatkan diri menelusuri fasilitas olahraga yang ada, seperti lapangan sepak bola, kolam renang, arena biliar, dan lainnya.
“Fasilitas kita ini luar biasa. Baru-baru di sana, sayang kalau fasilitas yang ada tidak dimanfaatkan. Harus diramaikan,” ujarnya Rudy Mas’ud.
Ia juga menyoroti persoalan pengelolaan fasilitas yang belum maksimal.
Menurutnya, seluruh aset yang ada harus dimanfaatkan dengan optimal, baik untuk pembinaan atlet maupun sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor olahraga dan pariwisata.
“Kita jangan hanya punya gedung, tapi tak punya prestasi. Semua harus kerja sama, jangan ego sektoral,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rudy Mas’ud juga mengusulkan penataan ulang kawasan stadion dengan pendekatan ramah lingkungan.
Ia menegaskan bahwa penanaman pohon buah hari itu bukan sekadar seremoni, melainkan awal dari upaya menciptakan lingkungan yang sehat demi mendukung perkembangan atlet.
Sebagai catatan, Kaltim belum berhasil masuk lima besar dalam dua edisi terakhir PON.
Pada PON 2021 di Papua, Kaltim berada di posisi ketujuh dengan perolehan 25 emas, 33 perak, dan 49 perunggu.
Sedangkan pada PON 2024 yang berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara, Kaltim menempati peringkat kedelapan meskipun jumlah medali bertambah menjadi 29 emas, 55 perak, dan 69 perunggu.
Catatan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kaltim jika nantinya dipercaya menjadi tuan rumah bersama Kalimantan Utara (Kaltara) pada PON 2028.
Harapannya, Kaltim tidak hanya sukses menjadi penyelenggara, tetapi juga mampu meraih prestasi membanggakan di rumah sendiri. (ADV/DiskominfoKaltim)
Editor : Nur Alim