Samarinda, infosatu.co – Kapal pesiar produksi anak Kaltim seharga US$ 7 juta atau setara Rp 98 miliar siap berlayar ke Negara Republik di Asia Selatan yaitu Maldives.
Kapal ini didanai pengusaha Malaysia dengan biaya sekitar US$ 2 juta atau Rp 28 miliar. Proyek kapal model Small Waterplane Area Twin Hull (SWATH) ini pertama kali dibuat di Asia Tenggara.
Hebatnya, kapal pesiar ini dikerjakan oleh anak-anak Kaltim sebanyak 150 tenaga kerja. Ini membuktikan bahwa Benua Etam memiliki potensi besar dalam industri galangan kapal.
Gubernur Kaltim Isran Noor pun mengapresiasi karya anak Kaltim yang kini diminati hingga ke negara dengan julukan “Surga yang Tertinggal”.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kaltim, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada manajemen PT Allvina Prima yang berhasil memproduksi Kapal Roro “SWATH Robin” yang akan segera didelivery ke Maldives,” katanya melalui press release Humas Pemprov Kaltim, Jumat (16/7/2021).
SWATH Robin menjadi kebanggaan yang harus ditingkatkan. Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim) itu membenarkan bahwa bantaran Sungai Mahakam memiliki potensi besar dalam bisnis galangan kapal, bukan hanya untuk tugboat dan ponton, tapi juga jenis kapal pesiar seperti SWATH Robin.
Sehingga produk kapal anak-anak Kaltim ini harus dipromosikan lebih kencang lagi agar dikenal dunia. Isran juga berharap agar Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim bisa membuat kapal sejenis serta mengoptimalkannya untuk promosi wisata laut di Kepulauan Derawan dan sekitarnya.
“Kaltim bisa memproduksi sarana dan prasarana perhubungan seperti ini, tentunya sekaligus jadi tantangan untuk kita. Sekali lagi saya bangga dan bahagia. Ini adalah karya besar anak bangsa yang dihasilkan oleh anak-anak Kaltim,” tegasnya.
Di tempat yang sama, sang perancang SWATH Robin, H Ridwan Najjar menjelaskan bahwa kapal 4 lantai ini berkekuatan 600×2 horse power (HP).
Lantai 1 terdapat 12 ruangan, diantaranya ruang message, ruang pembuat air tawar menjadi air bersih dan ruang elektrik. Lantai 2 ada restoran, bar dan 4 kamar penumpang.
Selanjutnya, lantai 3 terdapat kamar penumpang, kamar kapten kapal dan ruang kemudi. Sedangkan lantai 4 disiapkan untuk jacuzzi atau tempat bersantai.
Keunikan kapal ini dibangun dengan model twin hull yakni menggunakan dua pengapung berbentuk torpedo (lambung kembar).
Kapal juga sangat aman saat berlayar dengan kecepatan tinggi dan didesain lebih mudah bagi pelancong yang hobi menyelam, sebab lantai bisa diatur cukup dengan air laut.
“Kapal ini menggunakan model twin hull jadi lebih aman, karena kurang menahan air. Di bawah bentuknya seperti torpedo,” ulasnya.
Ridwan juga mengisahkan pembuatan kapal pesiar ini awalnya diminati pengusaha China, Maldives dan Malaysia. Namun dia terus berjuang agar SWATH Robin bisa dibuat di Kaltim.
Keinginan tersebut terwujud, akhirnya kapal dirancang dan dibangun di bantaran Sungai Mahakam, tepatnya Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar).
“Semangat saya agar menjadi karya anak bangsa dan juga menjadi kebanggaan bagi Kaltim,” urainya. (editor: irfan)