Samarinda, infosatu.co – KPU Samarinda mencatat ada sebanyak 11 ribu data pemilih di Pilkada 2020 yang terkonfirmasi telah meninggal dunia. Hal ini dikatakan Ketua KPU Samarinda Firman Hidayat.
“Saat kami melakukan pencocokan dan penelitian (coklit), ada 11 ribuan data pemilih sudah meninggal. Tapi di DP4 masih muncul dan sampai ke penetapan DPT itu ada 11 ribuan data yang kami ketahui meninggal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, KPU Samarinda tetap akan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Bagaimana agar pada pemilihan berikutnya, data yang meninggal ini bisa sinkron.
“Jadi sebisa mungkin tidak masuk pada data kependudukan lagi agar kejadian ini tidak terulang. Disdukcapil itu akan mencoret data kependudukan apabila menerima akte kematian. Jika tidak ada akte kematian maka dianggap bahwa orang ini masih hidup,” jelasnya.
Sementara data KPU saat melakukan door to door menemukan angka sebanyak itu. Oleh karena itu pihaknya akan melaporkan hal tersebut untuk bagaimana perlakuan Disdukcapil, setidaknya memberikan status orang ini sudah meninggal dan tidak masuk pada data di pemungutan selanjutnya.
“Kita akan koordinasi dengan Disdukcapil, setidaknya itu kan tidak muncul lagi di coklit pada pemilihan berikutnya. Ini masuk pada evaluasi kami dan bagian dari Disdukcapil,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Disdukcapil Samarinda Abdullah mengatakan jika bicara data yang sudah meninggal tapi masuk dalam data pemilih, itukan karena dari masyarakat pada saat ada keluarga yang meninggal tidak melaporkan, baik di kelurahan ataupun kecamatan apalagi di Disdukcapil.
“Disdukcapil mendapatkan data kematian yang bersangkutan itu atas laporan masyarakat ke pihaknya dan rata-rata mereka mengurus akte kematian. Tapi dengan kondisi hasil daftar yang di coklit KPU berdasarkan alamat bersangkutan di RT maupun kelurahan, informasinya memang benar ada 11 ribu data kematian,” terangnya.
“Jadi nanti kita akan koordinasikan dan cek langsung ke kelurahan apakah yang bersangkutan itu sudah tidak ada. Nanti kan kalau misalnya yang bersangkutan memang sudah tiada, kita akan buat data tersendiri bahwa yang meninggal sudah kita keluarkan dari database kita,” tambah Abdullah.
Lanjutnya, dengan adanya informasi dari KPU ini terkait 11 ribu yang masih masuk dalam data pemilih namun tidak ada di lapangan, ini akan disempurnakan lagi datanya oleh Disdukcapil.
“Sekaligus kami akan berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan dalam menyempurnakan data orang kematian,” tuturnya. (editor: irfan)