Kukar, infosatu.co – HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Menjelang hari AIDS se-dunia 1 Desember mendatang, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar dr Martina Yulianti mengungkapkan jumlah pengidap HIV AIDS tahun 2020 sebanyak 40 orang.
Pekerja seks komersial (PSK) penyumbang terbanyak kasus ini yakni 28 orang.
Warga binaan pemasyarakatan (lapas) empat orang. Ibu Hamil tujuh orang dan 1 pasien sekaligus penderita TBC.
“Ya, memang kita harus bersama-sama untuk mengatasi masalah HIV AIDS,” ungkapnya kepada infosatu.co, Selasa (24/11/2020).
Ia menjelaskan ada empat kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi.
Pertama, Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, gonta – ganti pasangan. Baik hubungan sesama jenis maupun heteroseksual.
Kedua, Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik. Ketiga, orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain. Empat, pengguna narkotika suntik.
Penyebaran dan penularan HIV paling banyak disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum suntik yang tidak steril saat memakai narkoba.
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua orang berisiko terinfeksi HIV.
Selanjutnya, dikatakan dr Yuli (sapaan akrabnya) berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV agar pasangan juga menjalani tes HIV.
“Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim, baik hubungan intim vaginal maupun anal,” kata dr Yuli.
Untuk menekan jumlah masyarakat yang terjangkit, Dinkes Kukar melakukan berbagai macam upaya. Seperti membuka stan dan melakukan pemeriksaan kepada masyarakat.
Dinkes Kukar juga menjalin kerja sama dengan elemen masyarakat yang peduli terhadap HIV AIDS. Melakukan program pemeriksaan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) setiap tahunnya. Dinkes juga melakukan upaya lainnya dengan melakukan pelatihan dan konseling kepada pelajar dan remaja di Kukar.
“Upaya dari kami sudah jelas ya, kami lakukan pencegahan. Upaya promotif seperti mengajak milenial tidak melakukan seks bebas. Tidak memakai jarum suktik (narkoba suntik) dan preventif seperti melakukan skrining dan penjaringan kepada masyarakat yang rentan terkena,” tutur dr Yuli.
Sekitar 32 puskesmas dan tiga rumah sakit di Kukar dapat melakukan pemeriksaan HIV AIDS. Pada tahun 2020, Dinkes Kukar menyasar 14.703 orang untuk melayani kesehatan kepada orang dengan risiko terinfeksi HIV.
“Kalau dulu kan tenaganya masih belum bisa menangani, cuma sebatas rumah sakit besar. Sekarang tingkat puskesmas sudah bisa, Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter,” pesan dr Yuli. (editor: irfan)