Kukar, infosatu.co – Petani di Desa Jonggon Kecamatan Loa Kulu, Kutai kertanegara (Kukar) menjadikan tanaman jahe sebagai salah satu komoditas pertanian yang sedang naik daun.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar Sutikno mengatakan petani-petani yang ada di Desa Jonggon mulai memanfaatkan potensi lahan-lahan kosong.
Seperti memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar rumah, serta memanfaatkan sisi-sisi dari kolam untuk berkebun jahe.
“Tak tanggung-tanggung, beberapa petani bahkan bisa membeli mobil dan membangun rumah dari hasil penjualan jahe,” ungkap Sutikno kepada infosatu.co di ruang kerjanya, Rabu (18/11/2020).
Memilki luasan lahan 70 hektar, tanaman yang identik dengan jamu dan bumbu dapur itu berhasil mengangkat perekonomian masyarakat setempat.
Jenis jahe yang ditanam adalah jenis jahe lontar, dimana keunggulan dari jahe lontar ini dengan rasa yang cukup khas yaitu agak sedikit pedas dari jenis jahe yang lainnya.
“Jenis jahe ini punya keunggulan tersendiri dibandingkan dari produk Sulawesi dan Jawa. Jahe lontar kita yang dari jonggon ini rasanya lebih pedas, tentunya disukai pembeli,” katanya.
Sutikno menyebutkan rata-rata 1 orang petani yang ada di Desa Jonggon telah menanam 1/4 hektar tanaman jenis jahe. Dari 1/4 hektar tanaman jahe tersebut petani bisa menghasilkan 3 ton jahe, sedangkan jangka waktu umur 7 sampai 8 bulan tanaman jahe tersebut sudah bisa dipanen.
“Potensinya kan 3 ton dikali Rp 25.000, sekitar Rp 75 juta dengan memilki luasan lahan 1/4 hektar, kalau memilki satu hektar petani bisa meraup keuntungan Rp 300 juta,” jelasnya.
Sutikno menjelaskan untuk pemasaran jahe itu sendiri sudah siap dan sudah ada pembeli yang datang ke lokasi masing-masing dari petani itu sendiri. Selain itu juga ada pengepul jahe dari luar daerah maupun dari desa tersebut.
“Jadi petani tidak ada itu membawa hasil panennya dijual keluar itu tidak ada, jadi dia tinggal panen,” tutup Sutikno. (editor: irfan)