Samarinda, infosatu.co – Aliansi Mahasiswa Mahakam Menggugat (AM3) melakukan aksi unjuk rasa dengan dua gugatan, yaitu menolak UU Cipta Kerja dan meminta untuk menghentikan segala pembungkaman ruang demokrasi represifitas dan intimidasi terhadap gerakan rakyat.
Aksi unjuk rasa ini dihadiri kurang lebih 150 orang, padahal sebelumnya dihadiri ribuan massa. Ini merupakan aksi kesembilan yang dilakukan AM3.
Humas AM3, Yohanes Richardo Nanga Wara mengatakan bahwa berkurangnya massa yang mengikuti aksi pada hari ini tidak mengurangi semangat aliansi untuk berorasi.
“Gerakan kami tidak bergantung dari banyak atau sedikitnya massa. Tapi gerakan ini adalah bagaimana kami serius mengawal sebuah persoalan dari awal hingga akhir,” ungkapnya di depan Gedung DPRD Kaltim, Kamis (5/11/2020).
Maksud Richardo, ia bicara soal kuantitas namun juga tidak mempengaruhi dari pada kualitas aksi. Intinya, aksi pada hari ini bisa menunjukkan bahwa masih ada orang-orang yang sadar dan serius untuk berjuang.
“Kita bisa melihat orang-orang yang sadar serta serius untuk berjuang dan belajar bersama gerakan rakyat,” jelasnya.
Pada hari ini, Richardo yakin jika masih ada orang-orang yang percaya pada gerakan mahasiswa, gerakan rakyat, parlemen jalanan namun bukan parlemen yang ada di senayan.
Ditanya terkait apa faktor yang mempengaruhi massa berkurang pada hari ini. Ia menjawab jika setiap orang memiliki faktor berbeda.
Menurutnya ada kemungkinan bahwa massa yang lain punya kesibukan-kesibukan yang berbeda. Atau bahkan lanjutnya, mungkin ada beberapa yang akan menyusul nantinya.
“Gerakan massa hari ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Entah dari faktor pribadi ataupun luar, kita juga tidak bisa memastikan banyak atau tidaknya massa yang akan datang,” tutupnya. (editor: irfan)