Bontang, infosatu.co – Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam menyampaikan alasan Balai Benih Ikan (BBI) di Tanjung Laut Indah layak dikembangkan. Hal ini dia sampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang.
Menurut Rustam, ada sembilan organisasi perangkat daerah (OPD) yang menghasilkan PAD untuk Bontang salah satunya adalah DKP3. Dengan dihidupkan kembali BBI ini dapat menghasilkan PAD untuk Bontang. Badan Pendapatan Dearah (Bapedda) Bontang mencatat PAD Bontang tahun 2020 sebesar Rp 160 miliar.
“DKP3 merupakan satu dari sembilan OPD yang menghasilkan PAD untuk Bontang, oleh sebab itu BBI yang sempat mangkrak 2 tahun ini akan kami hidupkan lagi,” ungkap Rustam usai RDP di Ruang Rapat II Sekretariat DPRD Bontang, Selasa (3/11/2020) kepada infosatu.co.
Dikatakan oleh Rustam, BBI ini nantinya akan mengembangkan budidaya benih ikan tawar seperti haruan, biawan dan papuyu yang akan dilakukan pada tahun depan.
“Kita dapat mengembangkan budidaya benih ikan tawar. Nantinya masyarakat dapat kita berdayakan melalui pembesaran ikan-ikan ini, sehingga masyarakat dapat mengambil manfaat dari budidaya ikan ini,” kata Rustam.
Rustam mengatakan bahwa kapasitas produksi benih di BBI mampu produksi sebanyak 200 ribu benih untuk udang.
“Perkomoditas itu berbeda-beda. Kalau udang itu per siklus BBI mampu produksi sebanyak 200 ribu benih,” ujar Rustam.
Menurutnya, ada juga ikan endemik yang dapat dikembangkan yaitu ikan haruan sangat bermanfaat untuk masyarakat pasca operasi.
Ikan haruan ini nantinya akan diekstraksi menjadi kapsul. Maka dari itu, ia berharap jika produksi benih ikan haruan tersebut bisa memenuhi kebutuhan pasar.
“Menurut Kepala Bidang Perikanan DKP3 Bontang Syamsu Wardi, ikan Haruan ini sangat bermanfaat makanya kami dorong BBI ini dapat dihidupkan kembali,” tutur Rustam.
BBI nantinya akan mengembangkan laboratorium perikanan berbasis edukasi. Banyak Mahasiswa yang melakukan kunjungan belajar dapat terbantu dengan adanya laboratorium ini.
“Selain diperuntukkan penelitian bagi mahasiswa, laboratorium ini digunakan menganalisa hasil temuan ikan yang mati atau tercemar lingkungan. Sehingga tidak jauh-jauh ke Samarinda atau ke daerah lain untuk mengetahui hasil lab,” urainya.
Dalam waktu dekat Rustam akan melakukan koordinasi dengan Pemprov Kaltim terkait mangkraknya BBI yang ada di Bontang. Dia berharap terbengkalainya yang bernilai Rp 15 miliar itu tidak tercium BPK RI.
“Proyek BBI ini bernilai Rp 15 miliar namun sempat mati selama 2 tahun, kami akan melakukan koordinasi lagi dengan kawan-kawan di Pemprov Kaltim,” tutupnya.(editor: irfan)