Penulis : Yulia Editor : Irfan
Bontang, Infosatu.co – Di tengah pandemi Covid-19, sekitar 30 persen siswa di Bontang terkendala sistem belajar jarak jauh via online. Mereka tidak bisa mengikuti pelajaran secara online lantaran tidak memiliki smartphone atau android. Ketidakmampuan orangtua memfasilitasi anaknya menjadi kendala untuk belajar ditengah pandemi.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang Saparuddin mengatakan pihak pemerintah telah membuat wacana untuk memberikan handphone kepada siswa yang tidak memiliki android, namun pihaknya belum melakukan pengkajian lebih dalam.
Hal itu, menjadi perhatian Anggota Komisi I DPRD Bontang Maming mengatakan meski di tengah pandemi para siswa jangan sampai tidak dapat belajar. Untuk itu pemerintah perlu membuat solusi untuk masalah ini, dengan mempertimbangkan konsep agar tidak menimbulkan kecemburuan. Menurutnya dengan memberikan handphone kepada sebagian siswa akan memicu kecemburan, hal itu dianggap lebih banyak dampak buruknya.
“Pemkot Bontang harusnya mempertimbangkan rencana itu, sebenarnya 30 persen itu bisa saja belajar tatap muka atau guru bisa mendatangi rumah ke rumah, atau adakan transportasi dengan metode kesehatan,” ujarnya.
Saparudin menambahkan, sebelum melakukan tatap muka pihak sekolah terlebih dahulu harus mendisiplinkan para murid dan orangtua dengan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, cuci tangan, masuk kelas dengan tertib dan cek suhu tubuh.
“Selama ini, 30 persen siswa itu juga belajar, ada buku paket yang diberikan guru untuk dikerjakan, saya rasa kalau harus masuk ke sekolah itu besar sekali risikonya, kami tidak mau mendengar ada klaster sekolah,” terangnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Bontang Bahktiar Wakkang menyarankan sistem pembelajaran bisa melalui media, seperti televisi.
“Konsep yang ditawarkan Pak Maming, menurut saya seperti mengambil rambut di tepung tidak merusak, tapi kita mengambil secara teknis, kalau kita menyiapkan handphone saya rasa takut menimbulkan persoalan yaitu tidak bisa kita pertanggungjawabkan, bisa saja pembelajaran melalui televisi lokal, sehingga ada peranan media untuk mendukung,” tutupnya.