Penulis : Viqih – Editor : Irfan
Samarinda, infosatu.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda mulai melakukan pendataan terkait berapa total peserta Ijtima asal Samarinda yang berangkat ke Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Pasalnya sudah ada pasien meninggal yang terpapar Covid-19 asal Banjarmasin pasca pulang dari kegiatan Ijtima. Untuk itu Dinkes mengambil langkah responsif melakukan tracing (melacak) sebagai antisipasi tidak tertular.
Plt Kepala Dinkes Samarinda Ismed Kusasih menyampaikan pihaknya masih mengumpulkan data menyeluruh berapa jumlah kontingen Samarinda ke Ijtima Gowa.
Namun, dari penelusuran Dinkes Samarinda, pada 29 Maret kemarin, pihaknya mendapatkan kasus sembilan orang dari Ijtima menunjukan gejala medis, seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas.
Kesembilan orang tersebut dinyatakan masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP), usai dilakukan rapid test oleh tim Dinkes Samarinda. Dari hasil rapid test, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif.
Meski begitu, tetap dilakukan isolasi mandiri terhadap sembilan orang tersebut, selama 14 hari. Dinkes Samarinda pun akan melakukan pemantauan ketat terhadap perkembangan kesehatan mereka.
“Hasil rapid test semua negatif, tapi kami rekomendasikan isolasi di rumah 14 hari. Status ODP dan tidak ada pasien dalam pengawasan (PDP),” ungkapnya saat ditemui infosatu,co, Senin (30/3/2020).
Ismed menegaskan, di Samarinda belum terjadi transmisi lokal (penularan lokal) Covid-19. Namun Dinkes Samarinda akan terus melakukan pelacakan epidemiologis, baik di Klaster Bogor, Klaster KPU, maupun peserta Ijtima Gowa.
“Karena Samarinda belum ada transmisi lokal, maka pelacakan epidemiologis terus kami lakukan, setiap klaster sudah teridentifikasi. Klaster Bogor, Klaster KPU, dan peserta Ijtima Gowa, jadi prioritas kami,” tutupnya.
