Penulis: Lydia – Editor: Achmad
Bontang, infosatu.co – Sekolah swasta di Bontang alami penurunan siswa baru selama beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut diakui oleh Ketua Asosiasi Sekolah Swasta Mustofa di Gedung DPRD Bontang, Rabu (5/2/2020).
“Kami sudah memperbaiki kualitas, namun karena sekolah negeri menambah rombel. Ini menyebabkan negeri menjadi pilihan utama,” ungkapnya.
Menurutnya, faktor utamanya karena kegiatan pemerintah dalam menambah rombel di sekolah, lalu penambahan jumlah siswa per rombel di sekolah negeri.
“Dua tahun lalu dari 32 menjadi 34 per rombel, padahal permennya masih pakai nomor 22 tahun 2016, yang menyatakan bahwa SD 28, SMP 32 dan SMA 36. Tahun 2019 dari 34 menjadi 36. Lalu seperti apa di tahun 2020. Kami akan kawal ini,” jelasnya.
Ia berpendapat bahwa, jika permasalahan tersebut tidak di kawal, akan ada sekolah swasta yang tutup, dan membuat guru-guru swasta menganggur.
“Kalau tutup saja enak, namun berimbas ke guru-gurunya,” terangnya.
Menanggapi permasalah ini, Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang Saparudin, mengatakan bahwa Disdikbud mempunyai standar pelayanan minimal.
“Ada dua peraturan yang di pakai, jika mengacu ke permen nomor 22 tahun 2016 adalah jumlah ideal yang disebutkan tadi. Namun standar ideal kami mengacu pada angka 32 dan 36,” tegas Saparudin.
Disdikbud sendiri mengutamakan pelayanan ke masyarakat, karena memang banyak masyarakat yang tertarik ke sekolah negeri.
“Namun, untuk kedepannya, semua keputusan diserahkan pada pimpinan,” lebih lanjutnya pada infosatu.co.