Samarinda, infosatu.co – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin tidak mau buru-buru untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tepian.
“Saya tidak mau gegabah, nanti orang tua ikut bertanggungjawab jika diadakannya PTM ini. Jadi kalau ada yang keberatan, mereka boleh tidak mengizinkan anaknya untuk melakukan PTM walaupun kita buka,” ungkapnya saat dikonfirmasi infosatu.co melalui telepon seluler, Selasa (26/1/2021).
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Disdikbud Samarinda terkait persetujuan orang tua terhadap PTM, ia menegaskan bahwa hasil survei sebanyak 86 persen wali murid atau orang tua menyetujui anaknya melakukan PTM.
“Intinya nanti tidak ada pemaksaan, dari hasil survei kita itu sebanyak 86 persen orang tua setuju,” tegasnya.
Nantinya, mekanisme PTM ini seperti yang ada di SKB 4 menteri. Paling sederhana itu ilustrasinya, siswa atau siswi akan dicek suhu tubuhnya dari rumah.
“Jangan ada yang melampaui suhu tubuhnya, dari rumah itu anak sudah dijamin sehat, orang tua tidak diperkenankan menyuruh anaknya sekolah saat sedang sakit flu, batuk dan sebagainya,” paparnya.
Lalu saat murid masuk ke dalam pintu gerbang, mereka akan diperiksa lagi suhu badannya oleh petugas sekolah. Kemudian mencuci tangan dan pakai masker, di dalam ruang kelas hanya ada separuh dari keseluruhan murid yang ada kalau perlu lebih sedikit.
Durasi proses belajar mengajar juga hanya separuh saja, jika biasanya satu mata pelajaran itu 40 menit. Maka saat PTM hanya diperbolehkan sekitar 20 menit saja.
“Artinya, durasi hanya diperbolehkan separuh saja dari waktu biasanya dan boleh di bawah separuh itu. Kemudian tidak ada kantin, ekstrakurikuler dan tidak ada olahraga. Setelah melakukan PTM, para murid diperkenankan untuk segera pulang,” tutupnya. (editor: irfan)
