Samarinda,infosatu.co- Gubernur Kaltim Isran Noor melepas Tim Peduli Bencana Sulawesi Barat (Sulbar) sebanyak 20 orang di depan Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (5/2/2021).
Tim yang dilepas sebanyak 20 orang ini merupakan kombinasi 50 persen Unmul dan 50 persen RSUD AWS. Mereka akan dikirim ke Sulbar selama 8 hari mulai 7-14 Februari 2021.
“Pelepasan tim peduli kemanusiaan pasca gempa bumi Sulbar ini dibentuk oleh Rektor Unmul bersama RSUD AWS. Jadi tim ini tahap recovery bagi masyarakat terdampak terutama pasca operasi dan penyakit lainnya,” ungkapnya.
Tim yang diberangkatkan ini akan melanjutkan perjuangan tim medis yang dikirim oleh Jawa Timur (Jatim) sebelumnya. Sebab, tim dari Jatim akan berakhir Sabtu. Sehingga akan dilanjutkan oleh Kaltim pada Minggu (7/2/2021).
“Tim keseluruhan yang diberangkatkan sebanyak 20 orang ini merupakan tim paramedis dan tenaga-tenaga bantuan lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Tim Peduli Bencana Sulbar dr Swandari Paramita mengatakan bahwa korban di Sulbar masih perlu tindakan operasi apalagi pasca bencana yang terjadi selama beberapa minggu ini.
“Kita ada tim operasi dan tim bakti sosial ke lapangan. Ini kan fokusnya direcovery jadi ada operasi dan pengobatan massal. Direktur RSUD Mamuju mengaku bahwa di sana sangat perlu obat-obatan dan tenaga yang bisa mengoperasi serta merawat luka,” paparnya.
Saat ini wilayah yang terkena dampak bencana gempa bumi sangat kekurangan orang, kalau ada fase darurat itu mereka sebisanya saja mengobati. Sedangkan saat ini korban yang mengalami infeksi masih harus melakukan operasi beberapa kali.
“Makanya tenaga kami sangat dibutuhkan di sana. Kemarin yang tidak ada gejala batuk, flu dan demam, sekarang selama tiga minggu dipengungsian sudah sakit-sakitan. Makanya kita bawa banyak obat untuk mereka yang sakit,” terangnya.
Untuk obat-obatan yang dibawa oleh tim peduli ini merupakan donasi dari Pemprov Kaltim sebesar Rp 75 juta dan donasi Unmul sekitar Rp 19 juta. Bahkan ada juga donasi dari beberapa pihak, sehingga bantuan yang terkumpul hampir Rp 100 juta.
“Jadi kita belikan obat untuk di sana, karena menurut saya ini cukup penting bagi mereka. Obat-obatan sudah kita kirim kesana,” tegasnya. (editor: irfan)