Samarinda, infosatu.co – Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih meresahkan dunia, kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya transmisi antar negara pun sudah dilakukan setiap negara di dunia.
Di Indonesia sendiri kewaspadaan di pintu masuk negara baik bandara, pelabuhan maupun pos lintas batas darat negara dilakukan oleh seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia.
Kepala KKP Kelas 1 Samarinda Solihin pun menegaskan bahwa pihaknya selalu melakukan pemeriksaan kepada seluruh kapal yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, salah satunya pemeriksaan pada Kapal MV Viet Thuan dengan bendera Vietnam.
“Kapal MV Viet Thuan dengan bendera Vietnam datang di perairan Muara Berau Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tanggal 6 Desember 2021 silam,” ungkapnya.
Sebanyak 22 orang warga Negara Vietnam mendapat pemeriksaan oleh Team Boarding KKP Kelas II Samarinda, sekitar 18 orang dinyatakan positif Covid-19.
“Hasil pemeriksaan pada tanggal 6 Desember menunjukkan 18 ABK positif Covid-19. Kemudian pada 7 Desember bertambah, menjadi 20 ABK positif Covid-19,” bebernya.
Oleh sebab seluruh perwira kapal menunjukkan hasil RT-PCR positif, kapal dengan bendera Vietnam ini pun dinyatakan dalam karantina.
“Kita lakukan pengawasan terhadap kapal ini agar tidak ada aktivitas naik dan turun barang atau orang selama masih dalam karantina. Selain itu, kita juga mengecek dan melaporkan kondisi kesehatan ABK setiap hari,” tegasnya.
Beberapa ABK yang mengalami gejala parah dan mendapatkan rekomendasi pelayanan kesehatan lebih lanjut segera dirujuk. Mereka dibawa ke Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjaranie (RSUD AWS).
“Jadi secara internasional apabila ada pelaku perjalanan di alat angkut, wajib kita evakuasi dan bantu. Bisa kita bayangkan jika anak buah kapal kita orang Indonesia, butuh bantuan medis dan tidak dibantu. Jadi walau kita paham yang bersangkutan terinfeksi, tapi kita lakukan evakuasi namun tetap dengan prokes,” terangnya.
Hingga saat ini, sumber penularan Covid-19 terhadap ABK yang terpapar masih dalam penyelidikan tim Surveilans KKP Kelas II Samarinda.
“Untuk variannya, Tim Dinkes Kaltim sudah mengambil sampel untuk Whole Genome Sequencing (WGS). Kita akan pantau itu dan mudah-mudahan tidak termasuk ke dalam varian baru (unicorn),” ucapnya.
Disinggung apakah sampel tersebut sudah dikirim Dinkes Kaltim ke Jakarta, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim Setyo Budi Basuki mengungkapkan belum mengirimkannya.
“Sebetulnya dari kemarin kita sudah siap dan dipacking segala macam, jadwalnya hari ini kita kirimkan, ternyata tidak ada kargo. Sampel ini kan tidak bisa dikirim melalui alat angkut penumpang, harus dengan kargo. Ini masalah transportasi saja, kemungkinan besok kita kirimkan,” tegasnya. (editor: irfan)