Samarinda, infosatu.co – Dalam rangka memetakan kasus stunting untuk percepatan penanganan, Pemerintah Kota Samarinda menempatkan 18 kelurahan di Kota Samarinda sebagai sasaran Audit Kasus Stunting (AKS).
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Audit Kasus Stunting (Tim AKS) Semester I Tahun 2023 Kota Samarinda di Ruang Rapat Sembuyutan Lantai III Balai Kota Samarinda, Kamis (6/4/2023).
AKS 2023 ini akan dilakukan secara bertahap yaitu semester I dan semester II. Untuk Semester 1 AKS menyasar 10 kelurahan yaitu Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Bukuan, Kelurahan Sungai Keledang, Kelurahan Mesjid, Kelurahan Harapan Baru, Kelurahan Rapak Dalam, Kelurahan Loa Bakung, Kelurahan Lok Bahu, Kelurahan Teluk Lerong Ulu, dan Kelurahan Karang Anyar.
Berdasarkan jadwal tentatif AKS semester I, 4-18 April 2023, dilanjutkan survei untuk mengindentifikasi keluarga-keluarga terdampak dan berisiko stunting yang ada di 10 kelurahan tersebut.
Sementara AKS semester II menyasar 8 kelurahan yaitu Kelurahan Teluk Lorong Ilir, Kelurahan Air Putih, Kelurahan Sidodadi, Kelurahan Gunung Kelua, Kelurahan Sidomulyo, Kelurahan Lempake, Kelurahan Sempaja Timur, dan Kelurahan Mugirejo.
Rusmadi Wongso berharap audit kasus stunting ini dapat memberikan data yang akurat dan menjadi acuan dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kota Samarinda.
“Bulan Mei sudah terverifikasi rencana tindak lanjut, keluarga mana saja, sasaran siapa saja, siapa kelompok sasarannya akan dijelaskan dari data nanti,” tuturnya.
Rusmadi mengungkap terdapat 28.629 keluarga berisiko stunting yang ada di Kota Samarinda. Hal ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurutnya, 28.629 keluarga berisiko stunting ini bisa membaik dan tidak berubah status menjadi keluarga terdampak stunting apabila dilakukan pendampingan dan keluarga yang bersangkutan harus berperilaku hidup sehat.
“Kita tahu ini faktor ekonomi utamanya. Rumah mereka kotor, lingkungan buruk, makanan tidak sehat dan tidak bergizi. Anak jadi gizi buruk dan stunting, timbul masalah kesehatan orang tua dan anak, anak tidak dapat pendidikan karena kurang mampu, sehingga anaknya nanti menjadi orang tua yang memiliki anak juga dengan pola asuh buruk, begitu seterusnya,” tandasnya.