Kukar, infosatu.co – Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Kartanegara (Kukar), Sunggono, mendorong 12 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk segera menindaklanjuti data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) berbasis spasial.
Pernyataan ini disampaikannya usai menghadiri penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) data KRS 2024 dari BKKBN Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kepada Pemerintah Kabupaten Kukar pada Kamis, 13 Maret 2025.
Sunggono meminta agar data tersebut segera dipelajari dan dikelola dengan pendekatan spasial.
“Kami berharap data ini segera dipelajari dan diolah berbasis spasial,” ujar Sunggono.
Ia menjelaskan bahwa metode spasial memungkinkan kondisi di lapangan terlihat lebih jelas, sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran tanpa kekeliruan.
“Data berbasis spasial bertujuan agar tidak ada kesalahan intervensi dan program tidak dibuat secara kira-kira. Dengan begitu, penurunan stunting bisa lebih optimal,” jelasnya.
Sebagai informasi, data KRS dari BKKBN memberikan gambaran mengenai warga Kukar yang berisiko mengalami stunting.
Data ini menjadi referensi bagi masing-masing OPD dalam menyusun program sesuai tugas dan fungsinya.
Sunggono juga menegaskan, saat ini kebijakan lebih diarahkan pada pencegahan stunting dibanding hanya fokus pada intervensi penanganan.
Menurutnya, upaya penanganan anak stunting di Kukar sudah berjalan baik, misalnya melalui pendampingan dan pengobatan yang bekerja sama dengan rumah sakit setempat.
“Dengan adanya pemetaan berbasis spasial, diharapkan program pencegahan stunting dapat lebih terarah dan berdampak signifikan dalam menekan angka kasus baru,” pungkasnya. (Adv)
