Samarinda, Infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menegaskan komitmennya untuk menata lokasi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Pesta Rakyat malam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025, di Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda.
Penataan ini menjadi perhatian serius setelah muncul pembahasan terkait lokasi ideal bagi para pedagang.
Pasalnya, jika ditempatkan di luar area utama, dikhawatirkan jaraknya terlalu jauh bagi pengunjung sehingga berpotensi menurunkan angka penjualan UMKM.
Sebaliknya, jika berada di dalam area utama acara, ada kekhawatiran dapat mengganggu ketertiban jalannya kegiatan, terutama saat konser musik dan peluncuran aplikasi Sakti Gemas berlangsung.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kaltim, Ujang Rahmad, mengatakan bahwa Pemprov Kaltim berupaya mencari titik tengah yang adil bagi semua pihak.
“Kita ingin memberikan ruang bagi UMKM untuk berjualan, namun tetap memastikan kenyamanan pengunjung dan kelancaran acara. Prinsipnya, penataan ini bukan untuk melarang, tetapi untuk mengatur agar semua bisa berjalan tertib,” ujarnya.
Terlebih dengan perkiraan kehadiran pengunjung yang mencapai 20 ribu orang dan diperkirakan akan terus bertambah pada hari H acara berlangsung.
Menurutnya, UMKM memiliki peran penting dalam meramaikan suasana perayaan sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi para pelaku usaha lokal.
Oleh karena itu, Pemprov Kaltim tidak ingin ada pihak yang merasa dirugikan, baik pedagang maupun masyarakat yang hadir.
“Kita tidak ingin penempatan UMKM membuat mereka kesulitan mendapatkan pembeli. Tapi kita juga tidak ingin suasana acara terganggu oleh lalu lintas pengunjung yang tidak teratur. Jadi, harus ada keseimbangan,” jelasnya.
Dia menambahkan, panitia akan melakukan survei lapangan dan simulasi jalur pengunjung untuk memastikan lokasi UMKM strategis, mudah diakses, namun tetap tidak menghalangi jalannya acara.
“Kita akan uji coba penataan sebelum hari H. Jadi, ketika acara berlangsung, semua sudah tahu posisi masing-masing,” tambahnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa koordinasi dengan pelaku UMKM akan dilakukan secara terbuka.
Semua pedagang yang terlibat akan diberikan informasi jelas mengenai denah lokasi, pintu masuk, jalur keluar, serta titik-titik strategis yang bisa dimanfaatkan untuk menarik pembeli.
“Kita akan libatkan perwakilan UMKM dalam rapat teknis. Dengan begitu, mereka bisa menyampaikan masukan sebelum penentuan lokasi final,” ungkapnya.
Selain itu, panitia juga mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan. Penempatan UMKM di titik-titik tertentu akan memudahkan aparat keamanan mengatur arus pengunjung dan mengantisipasi potensi kepadatan berlebih.
Petugas juga akan ditempatkan di beberapa titik untuk membantu mengatur lalu lintas pengunjung menuju area UMKM.
Pemprov Kaltim menargetkan penataan ini dapat menjadi model pengaturan UMKM pada kegiatan besar lainnya di masa depan.
“Kalau ini berhasil, kita akan terapkan pada event-event besar selanjutnya. Harapannya, UMKM tetap bisa berjualan dengan nyaman, pengunjung senang, dan acara berjalan sukses,” katanya.
Dengan langkah ini, Pemprov Kaltim berharap pesta rakyat malam 17 Agustus tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi momen yang memberikan manfaat ekonomi bagi UMKM lokal, sekaligus menciptakan suasana yang aman, tertib, dan nyaman bagi seluruh warga yang hadir.
